Sabtu, 23 Juli 2011

2. Pokok permasalahan jiwa (energi kesadaran)



Jiwa bisa dikatakan sebagai Energi kesadaran ketika kita sedang tidur pada saat inilah kesadaran kita sedang pergi atau dengan kata lain bahwasanya jiwa kita sedang dalam genggaman Allah lihat Q.s.Az-Zumar: 42 pada saat seorang manusia hilang ingatan, kesadarannya hilang, maka orang ini disebut Sakit Jiwa.
          Awal dari keberadaan jiwa Manusia ketika terjadi perpindahan keturunan anak-anak Adam yang dikeluarkan dari Tulang sulbi Seorang ayah menuju kerahim seorang ibu bertepatan terjadinya konsepsi pembuahan, disinilah jiwa manusia mulai terbentuk seiring perkembangan janin manusia.

Janji ( jiwa ) manusia ketika masih di dalam proses pembentukan. Firman ALLAH.s.w.t. ( Q.s  Al – A’Raf: 172 )

wa-idz akhadza rabbuka min banii aadama min zhuhuurihim dzurriyyatahum wa-asyhadahum 'alaa anfusihim alastu birabbikum qaaluu balaa syahidnaa an taquuluu yawma alqiyaamati innaa kunnaa 'an haadzaa ghaafiliin
[7:172] Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengata-kan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)",
[7:172] And when your Lord brought forth from the children of Adam, from their backs, their descendants, and made them bear witness against their own souls: Am I not your Lord? They said: Yes! we bear witness. Lest you should say on the day of resurrection: Surely we were heedless of this.

Di dalam surah Al-A’Raf. Ayat 172 diatas di sebutkan oleh ALLAH.s.w.t. didalam dua cerita yang berbeda, saling berkaitan masing-masing memberikan penegasan, yang sangat jelas sekali kepada kita semua. Untuk bisa kita renugkan agar mendapat pelajaran.
1.      pertama adalah; “ALLAH. Mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari Sulbi mereka yaitu
air yang dipancarkan. Lihat surah At-Thariq. Ayat ,6-7 dibawah ini.
2.      Kedua, adalah, ALLAH. Mengambil kesaksian jiwa Manusia ketika keluar dari tulang sulbi seorang Ayah

Begitu pentingnya tulang sulbi  bagi manusi darinyalah bibit manusia keturunan Adam bermula sehingga tulang sulbi kita ini berfungsi ganda yakni pada saat hidup dan sesudah mati bagaimana maksud fungsi ganda yang disebutkan diatas akan dibahas pada Bab, Tanda-tanda kedatangan ajal.
           
            A. Jiwa butuh penyempurnaan.

            Setelah dilahirkan kedunia oleh seorang ibu jiwa manusia belum mengerti apa-apa ,seiring dengan tumbuh dan berkembangnya manusia dalam perjalanan waktu jiwa mendapat pengalaman untuk terus menuju pada kesempurnaan inilah apa yang dikatakan ALLAH didalam firmannya di bawah ini 

     
Jiwa butuh penyempurnaan ( Q.s. Asy-Syams: 7 )

wanafsin wamaa sawwaahaa
[91:7] dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya),
[91:7] And the soul and Him Who made it perfect,
Setelah kita perhatikan firman ALLAH diatas bahwasanya jiwa butuh penyempurnaan dari yang tidak tahu menjadi tahu. perkembangan jiwa ini terus berlanjut dari belum bisa berjalan sampai bisa berjalan, dari yang belum bisa bicara sampai bisa bicara hingga seterusnya hingga menuju pada kedewasaan ( mengerti / berakal ) kemudian ALLAH mengilhamkan  kepada manusia dua jalan untuk dipilih salah satunya sesuai dengan,mulai berakalnya / mengertinya manusia antara yang baik dan yang buruk firman ALLAH di bawah ini menegaskannya. 

            B. jiwa mempunyai dua pilihan.

ALLAH mengilhamkan kepada Jiwa pada dua jalan ( Q.s. Syam: 8 )

fa-alhamahaa fujuurahaa wataqwaahaa
[91:8] maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.
[91:8] Then He inspired it to understand what is right and wrong for it;

            Selama berlangsungnya kehidupan didunia seorang manusia masih mempunyai kesempatan untuk memilih jalan yang ditawarkan oleh ALLAH,dari dua jalan ini beruntunglah seorang manusia

apabila ia berusaha untuh mensucikan jiwanya dengan perbuatan-perbuatan yang diperintahkan oleh ALLAH dan selalu menjauhi larangan ALLAH dalam hal ini ALLAH berfirman ( Q.s. Syam: 9 )

qad aflaha man zakkaahaa
[91:9] sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu,
[91:9] He will indeed be successful who purifies it,
Dalam firman ALLAH diatas sudah dapat dipastikan keberuntunganlah yang didapatkan seorang manusia yakni keberuntungan dunia dan ahirat, bentuk keberuntungan didunia setiap orang tentulah bermacam-macam yang paling utama adalah ketenangan dan ketentraman jiwa itu sendiri,di lain sisi sangat merugilah orang-orang yang mengotori jiwanya dengan perbuatan-perbuatan tercela yang melanggar larangan ALLAH dan tidak berusaha untuk taat akan perintah ALLAH secara umum, yang terlebih khusus adalah perintah Shalat. Di bawah ini ditegaskan ALLAH seperti apa jiwa yang merugi itu. ( Q.s. Syam: 10 ) menjelaskannya.
waqad khaaba man dassaahaa
[91:10] dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.
[91:10] And he will indeed fail who corrupts it.


Dalam kegiatan kita sehari-hari tentulah banyak sekali perbuatan-perbutan kita dengan mudahnya dapat mengotori jiwa kita, hal yang kelihatannya ringan adalah Nafsu amarah, berbohong, mengumpat, bergunjing dan masih banyak lagi yang lainnya, apapun yang kita kerjakan baik ataupun buruk, jiwa kita dengan sadar mengetahuinya apa yang dia perbuat. Inilah Firman ALLAH yang menyebutkan bahwasanya jiwa mempunyai tanggung jawab dalam bekarja ( Q.s. At-Takwiir: 14 ) menjelaskannya

C. Jiwa yang bekerja.


( Q.s. At-Takwiir: 14 )
'alimat nafsun maa ahdarath
[81:14] maka tiap-tiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakannya.
[81:14] Every soul shall (then) know what it has prepar

            Dalm kegitan rutinitas setiap hari yang kita lakukan dalam bekerja kadang kita terlalu asyik untuk mengejar dunia lupa akan suatu kepastian yaitu mati. lalainya jiwa ini sudah dikatakan ALLAH didalam Firmanny dibawah ini sebagai bekal pengetahuan bagi jiwa manusia untuk berhati-hati jangan sampai lalai
dengan perintah ALLAH.Ibadah Sholat kadang kita anggap remeh, inilah permasalahan jiwa kadang-kadang suka lalai dengan perintah-perintah ALLAH didalam Firman nya (Q.s. Al-Infithaar: 5 )

D. Jiwa yang lalai.


(Q.s. Al-Infithaar: 5 )
'alimat nafsun maa qaddamat wa-akhkharath
[82:5] maka tiap-tiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakan dan yang dilalaikannya.
[82:5] Every soul shall know what it has sent before and held back.

Sudah menjadi tabiat manusia setiap jiwa kadang-kadang dengan sengaja melalaikan apa yang diperintahkan ALLAH yaitu: kebaikan dan menjauhi larangannya: keburukan. Lalainya jiwa dengan apa yang dikerjakannya ini dalam kaadaan sadar dan jiwa itu sendiri mengetahuinya. Didalam pejalanan waktu pada ahirnya jiwa kita sadar dan  menyesali dengan segala perbuatan-perbuatan yang melanggar larangan ALLAH.

E. Jiwa yang menyesali.

Di dalam Alquran ( Q.s. Al-Qiyaamah: 2 ) ternyata jiwa manusia akan dapat menyesali segala kekeliruan yang telah dilakukannya, sebelum ajal menjemput beruntunglah manusia bagi jiwanya yang cepat menyadari akan kesalahan yang di perbuatnya yang bisa menuntunya pada jurang neraka.
walaa uqsimu binnafsillawwaamat
[75:2] dan aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali (dirinya sendiri).
[75:2] Nay! I swear by the self-accusing soul.
            F. jiwa yang tenag.

Didalam Alquran ( Q.s Al-Fajr : 27-28. ), dijelaskan bawasanya jiwa akan mendapat ketenagan ketika akan menjelang maut apabila jalan yang dipilih manusia adalah jalan ketaqwaan lihat ( Q.s.As-Syam: 8 ), manusia berusaha untuk membersihkan jiwa mereka maka beruntunglah jiwa tersebut ketika ajal akan menjemput, jiwa tersebut akan merasakan ketenangan untuk berpisah sementara waktu dengan tubuhnya maka merugilah orang yang memilih jalan kefasikan lihat ( Q.s.As-Syam: 8 ), maka ketika menjelang ajalnya jiwa yang kotor ini akan meronta untuk berpisah dengan tubuhnya.
yaa ayyatuhaa nnafsu lmuthma-inna
[89:27] Hai jiwa yang tenang.
[89:27] O soul that art at rest!

irji'ii ilaa rabbiki raadiyatan mardhiyya
[89:28] Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya.
[89:28] Return to your Lord, well-pleased (with him), well-pleasing (Him),
          
          G. jiwa yang dipegang Allah

            Katika Manusia mati atau sedang tidur, pada diri manusia jiwalah yang ALLAH pegang. selama ini banyak sekali penafsiran yang salah dengan mengatakan ruhlah yang pergi atau keluar ketika kita tidur ( Q.s.Az-Zumar: 42 ) akan menerangkan lebih jelas tentang permasalahan ini.
allaahu yatawaffaa l-anfusa hiina mawtihaa wallatii lam tamut fii manaamihaa fayumsikullatii qadaa 'alayhaa lmawta wayursilu l-ukhraa ilaa ajalin musamman inna fii dzaalika laaayaatin liqawmin yatafakkaruun
[39:42] Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir.
[39:42] Allah takes the souls at the time of their death, and those that die not during their sleep; then He withholds those on whom He has passed the decree of death and sends the others back till an appointed term; most surely there are signs in this for a people who reflect.

          H. Jiwa yang bertanggungjawab di hari kemudian.

            Didalam ( Q.s. Al-Mu’min: 17 ) ALLAH menjelaskan segala aktifitas atau perbuatan yang kita lakukan baik ataupun buruk pada hari kemudian yaitu pada hari manusia di bangkitkan kembali dari dalam kubur hari yang didalamnya diadakan perhitungan, Jiwalah yang mempunyai tanggung jawab terhadap apa-apa yang telah diperbuatnya dan yang diusahakannya pada saat ia masih hidup didunia
alyawma tujzaa kullu nafsin bimaa kasabat laa zhulma lyawma innallaaha sarii'u lhisaab
[40:17] Pada hari ini tiap-tiap jiwa diberi balasan dengan apa yang diusahakannya. Tidak ada yang dirugikan pada hari ini. Sesungguhnya Allah amat cepat hisabnya.
[40:17] This day every soul shall be rewarded for what it has earned; no injustice (shall be done) this day; surely Allah is quick in reckoning.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar